1. Pihak
pengelola permainan mandi bola, jarang membersihkan tempatnya. Kalau
membersihkan pun tidak tuntas, karena hanya menggunakan penyedot debu
dan tidak dicuci bola-bolanya.
2. Tumpukan
bola plastik warna-warni, biasanya berada di ruang lembab, ber-ac, dan
tidak kena sinar matahari, sehingga sangat ideal untuk sarang kuman dan
virus yang berbahaya bagi anak balita.
3. Anak-anak
balita yang bermain seringkali muntah, ngompol, bahkan berak, dan
akhirnya menyatu dengan bola-bola tersebut. Membuat jijik dan kotor dan
lama kelamaan menjadi sarang kuman.
4. Di
tumpukan bola kadang terselip, jarum, pecahan beling, dan beberapa
benda tajam lainnya. Kalau anak tertusuk, karena benda-benda itu sudah
terkena kotoran, bisa dibayangkan, terjadilah infeksi.
5. Bola-bola
warna warni yang ditampung di tempat penampungan, di lantai dasar
tempatnya, biasanya untuk sarang cacing, kalajengking, bahkan yang
mengerikan, banyak ular berbisa, seperti ular pithi itu tadi. Disebut ular pithi, karena bentuknya kecil-kecil, tapi kalau menggigit, bisa fatal.
6. Pengalaman
seorang ibu muda di Semarang, Fanny Fachlefi (33), ketika mengantarkan
anaknya mandi bola di salah satu mall terbesar di Semarang, dan ketika
mainan anaknya terjatuh di tumpukan bola, dan dia mencarinya, menjumpai
ada jarum, beling, serta kotoran. Sejak itu dia bersumpah, tidak akan
mengajak anaknya lagi mandi bola lagi.
Beberapa tahun terakhir, fasilitas
tempat bermain termasuk kolam bola untuk anak-anak dalam ruangan
(indoor) menjadi tren. Tempat bermainnya mempunyai bentuk menyerupai
tabung, terowongan, tali memanjat, dan jaringan, serta trampolin. Tapi
di area ini ternyata ditemukan lebih banyak bakteri patogen dan bakteri
mematikan lainnya. Mengapa?
Tempat bermain tersebut / mandi bola,
banyak ditemukan di restoran cepat saji. Data menunjukkan bahwa, di
Amerika Serikat saja telah ada lebih dari 15.000 fasilitas bermain
indoor. Masing-masing tempat bermain tersebut rata-rata dikunjungi 50
anak per hari. Hal tersebut berarti 750.000 anak per hari dan
270.000.000 kali per tahun yang mengunjungi fasilitas area bermain
indoor.
Pada musim panas tahun 2011 telah
dilakukan kunjungan dadakan ke area bermain indoor dalam usaha makanan
cepat saji (fast food) menjadi dorongan untuk meningkatkan keselamatan
anak-anak di area bermain indoor. Saat kunjungan tersebut telah
ditemukan alat bermain yang rusak, makanan busuk, kotoran, dan
kontaminasi tinja.
0 komentar:
Posting Komentar